Muhammadiyah Kerja Sama Buat Aplikasi 4D Brain ECVT

Jum'at, 28 November 2014 - 11:37 WIB
Muhammadiyah Kerja Sama...
Muhammadiyah Kerja Sama Buat Aplikasi 4D Brain ECVT
A A A
JAKARTA - PP Muhammadiyah kerja sama dengan C-Tech Labs Edwar Technology mengembangkan aplikasi 4D Brain ECVT yang telah diklaim menjadi alat pemindai aktivitas otak tercepat di dunia.

Penandatanganan nota kesepahaman telah pada 26 November 2014 di Aula Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK) Universitas Muhammadiyah Jakarta. Kegiatan tersebut serangkaian dengan acara seminar deteksi dini penyakit sistem syaraf pusat dan aplikasi teknologi 4D Brain ECVT.

Pengembangan aplikasi instrumen pencitra aktivitas otak ini akan dilakukan di Jaringan Amal Muhammadiyah seluruh Indonesia.

Penelitian pencitraan otak ini membutuhkan kolaborasi dari berbagai cabang ilmu seperti kedokteran, psikologi, kesehatan masyarakat, biomedik, dan lain sebagainya. Hal ini menjadi dasar pelaksanaan kerja sama pengembangan 4D Brain ECVT antara C-Tech Labs Edwar Technology dan PP Muhammadiyah di Jaringan Amal Muhammadiyah seluruh Indonesia.

"Pengembangan aplikasi instrumen pencitra aktivitas otak ini akan dilakukan di Jaringan Amal Muhammadiyah seluruh Indonesia, dalam upaya meningkatkan daya saing dan martabat bangsa dalam pengembangan teknologi di kancah Internasional,” ungkap Ketua PP Muhammadiyah Prof. Dr. H. Syafiq A. Mughni dalam pernyataan persnya, Jumat (28/11/2014).

Hal ini perlu dilakukan seiring berkembangnya neurosains, meningkat pula kebutuhan akan metode yang mampu mengamati perubahan aktifitas fungsi sistem saraf pusat secara noninvasif.

Namun, yang menjadi permasalahannya adalah perubahan aktifitas yang berlangsung dalam hitungan mili detik ini belum bisa dideteksi dengan kecepatan tinggi melalui instrumen pencitraan otak yang lazim digunakan saat ini, seperti positron emission tomography (PET) maupun functional MRI (fMRI).

Hingga saat ini, perekaman dengan kecepatan tinggi aktifitas fungsi sistem saraf pusat bisa dilakukan dengan electroencephalography (EEG). Namun, instrumen ini memiliki kelemahan dalam hal resolusi spasial, utamanya tidak bisa mendeteksi bagian dalam otak secara noninvasif.

Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut, C-Tech Labs Edwar Technology mengembangkan instrumen pencitraan otak yang dinamakan 4D Brain electrical capacitance volume tomography (ECVT).

"4D Brain ECVT mampu mendeteksi properti dielektrik di dalam suatu objek, sehingga struktur anatomi abnormal bisa terdeteksi dan aktifitas fungsi sistem saraf pusat mampu diamati secara noninvasif dengan kecepatan tinggi," kata CEO C-Tech Group sekaligus inventor teknologi ini, Dr. Warsito Purwo Taruno, M. Eng.

Selain itu, diakuinya, 4D Brain ECVT bersifat mudah dibawa, aman, dan berbiaya murah. Perekaman bisa dilakukan secara sederhana tanpa membutuhkan tempat khusus, sehingga bisa dilakukan di berbagai tempat seperti poliklinik. Alat ini diklaim dapat memindai otak dalam waktu tercepat di dunia atau 1 per 2000 detik.

Upaya mendiagnosis adanya struktur sistem saraf pusat yang bersifat abnormal menjadi lebih mudah sejak ditemukannya computed tomography scan (CT-Scan) dan magnetic resonace imaging (MRI).

Akan tetapi, metode ini memiliki berbagai kendala seperti tidak bersifat mudah dibawa, membutuhkan tempat khusus, dan berbiaya tinggi. Berbeda dengan 4D Brain ECVT, melalui pencitraan otak yang dilakukan secara noninvasif, alat ini mampu melihat struktur anatomi dan aktifitas fungsional sistem saraf pusat dimanapun, murah, dan tak memiliki efek samping.
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1548 seconds (0.1#10.140)